Stasiun Kopi, Tempat Nongkrong Asik yang Super Homey

23:23:00 It's Leblung 4 Comments

"Laiii. Jadi nggak?"
Senja tengah menggantung manja saat pesan singkat seorang kawan muncul di layar ponselku. Sebuah tagihan janji untuk berkencan mesra. Menjadi mesra karena kita tak bertemu cukup lama, tak bertukar sapa sejak lama, karena sibuk dengan persiapan pernikahan masing-masing. Ya. Malisa namanya, kawan tidur saat sama-sama berstatus sebagai karyawan ojt di tempat kami kini bekerja. Pernikahan kami terpaut 1 bulan. Itu yang membuat kami seperti terlontar jauh ke dunia yang berbeda. ^.^ maka petang ini adalah waktu yang pas untuk bercengkrama, menceritakan keriweuhan persiapan pernikahan, kehebohan pengucapan janji pernikahan, dan berbagai adaptasi yang perlu dilakukan setelah menikah.

Hari ini, langit nampak bersahabat. Cerah, hangat, dan tenang (gak ada suara gluduk-gluduk dah). Maka tanpa babibu, saya membalas pesannya, "Okayy. Habis sholat maghrib ya.." sejurus kemudian saya mempersiapkan diri, mandi, sholat, dan kabur mengendarai si merah menuju kosnya.

Destinasi pertama kami adalah "Sop Kaki dan Babat Khas Jakarta". Makanan gurih dan berlemak favorit kami berdua (kamu bisa liat reviewnya di sini artikel sebelumnya). 

"Lai, ada yang mau kuceritain. Tapi di tempat berikutnya aja yaa.."
"Okay. Nongkrong di kafe apa ya? Kata si Asong (rekan kami yang lain), ada 2 kafe baru. Mau cobain?"
"Hayuk."

Kami yang tinggal di kota kecil ini memang rada kesulitan menemukan tempat nongkrong yang asik. Jadilah lebih sering nongkrong di kedai nasi kucing, kedai sop kaki kambing, atau memutuskan kabur ke kota sebelah (Bandung) saat weekend. Si merah kembali saya pacu untuk membelah jalanan. Kafe yang berdiri sejak awal tahun 2016 ini terletak sekitar 50 hingga 100 meter dari Stasiun Purwakarta. Mungkin karena itu pula dinamai "Stasiun Kopi." Jika kita berjalan ke arah Stasiun Purwakarta, kafe ini berada sebelum stasiun, terletak di sebelah kiri jalan, dan sekilas tak nampak seperti kafe. Bangunan utamanya seperti rumah gaya lama, vintage, pencahayaan sedikit redup dengan cahaya kuning dari lampu berbagai bentuk yang digantung mengikuti aturan tertentu. Homey dan langsung mengeluarkan aura nyaman saat pertama kali memasukinya.


Oh, perlu saya gambarkan dari depan ya. Di bagian depan hanya ada plang dengan dasar hitam sehingga jika tak jeli, kemungkinan besar kamu akan kebablas (kelewat). Halaman depan yang difungsikan juga sebagai parkir terbilang cukup luas. Di sudut kanan bangunan ini, kamu bisa langsung melihat sang barista dengan berbagai senjata andalannya. Di sisi samping kanan bangunan di sediakan beberapa table, background dedaunan yang cocok untuk narsis juga dipasang di sebelah kanan bangunan ini, nampaknya juga sebagai pemisah atau penutup kamar mandi yang terletak di sebelah kanan.

Penampakan Stasiun Kopi dari Depan. Halaman Luas dengan Bangunan Besar
Sudut Kanan adalah Markas Besar si Barista
Jika terus jalan ke belakang, akan ada 1 saung lesehan yang cozy, cocok untuk kamu para mahasiswa atau mahasiswi yang sedang berdiskusi seru membahas kenapa prof a harus merokok dulu sebelum mengajar gambar teknik (hhi, itu dosen saya sih. Dewa gambar kami menyebutnya), atau membahas rumus kalkulus yang njelimet (rumit) dan bikin galau semalaman kalau besoknya ujian. Hhi. Di sebelah lesehan yang "one and only" itu ada mushola kecil lengkap dengan beberapa mukena, sajadah, dan tempat wudhu yang bersih. Two thumbs up untuk penyediaan tempat ibadah ini.
 
Samping Kanan Bangunan dengan Ornamen-Ornamen Hijaunya. Cocok Tuh Buat Background Selfie. Hhi.
One and Only Lesehan, Cocok untuk Berkonsolidasi Mengerjakan Tugas atau Project-Project Seru

Tempat Sholat yang Bersih dan Nyaman, Jadi Tak Perlu Khawatir Buru-Buru Pulang Saat Adzan Berkumandang
 

Saya bergerak maju ke sisi kiri bangunan, masih di sediakan beberapa tempat duduk. Nuansa yang dihadirkan beda dengan sisi kanan bangunan yang cenderung mengusung tema "green is a must in everywhere". Tempat duduk di sisi ini terbuat dari bangku-bangku kayu, masih tetap dengan bunga dan rumput dimana-mana sih. Tapi beda tampilan dan aura. Di ujung depan juga masih ada tempat duduk dengan (lagi-lagi) nuansa yang berbeda. So, hanya dengan mengitari sisi luar bangunan, si pemilik kafe sudah menyuguhi pengunjungnya dengan 4 nuansa yang berbeda.



Beralih ke dalam bangunan, suasana yang lebih hangat dan homey terasa. Dari layout ruang satu dan yang lain, bangunan ini nampak seperti rumah yang disulap menjadi kafe. Di sudut ruang paling depan disediakan meja panjang yang menghadap tembok membentuk huruf L dengan berbagai ornamen yang dipajang di meja maupun dinding. Keberadaan 3 jendela di sekitar tempat duduk itu membuat ruangan nampak lebih luas dan lega.


Sedangkan ruangan-ruangan yang lain di isi dengan kursi rotan yang dilengkapi dengan bantal duduk. Pilihan warna sarung bantal jatuh pada warna-warna cerah seperti orange, hijau muda, dan merah. Menimbulkan efek ceria di tengah suasana rumah yang hangat. Dan satu lagi yang saya suka dari kafe yang dimotori oleh 3 orang ini, pengharum ruangan yang digunakan. Kenapa eh kenapa? Mereka memilih meletakkan biji kopi mentah di mangkok-mangkok kecil. Suka. Wangi kopi natural. Sedikit asam tapi wanginya tetap menggugah di hidung. Hemm.



Biji Kopi Mentah sebagai Pengharum Ruangan
Puas mengitari seisi bangunan, kami memilih segera memesan beberapa kudapan untuk teman hidup, eh teman ngobrol maksudnya. Menu didominasi oleh berbagai olahan minuman berbahan dasar kopi dan teh. Sedangkan untuk snack dan main course, kafe ini tak menyediakan banyak pilihan. Karena kami memang hobi makan, maka dengan semangat '45 kami memesan beberapa snack. French Fries (22K), Brownies with Ice Cream (39K), dan Fried Banana and Cheese (20K). Sebagai pelengkap saya memilh Affogato Coffee Jelly (22K), Ice Cream yang dicampur sari kopi murni, begitu keterangan yang saya baca di buku menu. Sedangkan icha memilih segelas Ice Lemon Tea (29K).


Tak lama kemudian satu persatu pesanan kami datang. Wiiiik. Snack yang kami pesan ternyata porsi gedaaaai. Kami yang terbilang sudah cukup kenyang pun menelan ludah, merasa perut kami mungkin tak akan muat. Hahaha. Oke. Let's try. Affogato Coffee Jelly yang saya pesan berpenampilan sederhana dengan daun mint di atasnya. Begitu dicicip, pahit kopi dan asamnya yang khas terasa. Tapi menjadi makin nikmat ketika diblend dengan ice cream vanilla lembut yang berada di atasnya. Okay, 8 dari 10 untuk Affogato Coffee Jelly ini.

Sendok saya beralih ke brownies dengan potongan giant pilihan Malisa. Entah kenapa si koki memilih meletakkan ice cream terpisah dari browniesnya. Pilihan ini cukup tak lazim karena kebanyakan koki memilih meletakkan ice cream langsung  di atas browniesnya. Sebagai garnish atau hiasan, ditambahkan lelehan coklat di bagian bawah brownies. Tekstur browniesnya 'cukup' lembut namun rasa coklatnya kurang nendang. Brownies yang harusnya lahir dengan rasa coklat yang pekat, padat, namun tetap lembut di lidah tidak berhasil disajikan dengan sempurna. Sehingga jika saya boleh bilang, ini terasa seperti bolu coklat biasa yang sedikit lebih padat. Jadilah saya memberi 6,5 dari 10 untuk Brownies with Ice Cream ini.

Bagaimana dengan French Fries-nya? Sukaaaaa. Potongan besar-besar. Lembek dong? NO. Potongan besar yang biasa dicap lembek dan tidak crunchy berhasil dipatahkan oleh French Fries kafe yang menyediakan 41 table ini. Ya. Potongan kentang gorengnya besar, crunchy di luar namun tetap lembut di dalam. Saya kasih 9 dari 10 untuk snack ini. A must try menu kalau kamu mampir ke kafe ini.

Fried Banana and Cheese juga dihadirkan dalam piring besar, 5 buah pisang ukuran sedang dijejer rapi dengan siraman coklat dan taburan keju. Saya suka pemilihan pisangnya, tidak lembek tapi manis. Cukup enak sih. Cuma lebih nikmat jika taburan keju di perbanyak. hhe.. Mm, 7,5 dari 10-lah. Tidak mengecewakan tapi juga tidak spesial. Yang jelas sih bisa bikin kamu kekenyangan.

Mengenai harga, untuk kafe di kota kecil macam purwakarta mungkin sekilas terlihat lumayan mahal. Tapi kalau dibandingkan porsi yang disajikan, harga itu bisa dibilang murah meriah. Browniesnya boleh dibilang 2,5 kali ukuran brownies normal. hhe..

So, untuk tempat senyaman ini, bersih, dan menyediakan tempat ibadah yang oke, dengan pelayanan super ramah, saya kasih Bintang 3. Mari merapat dan memanjakan lidah di sini. Buat kamu pecinta kopi, jangan pikir dua kali untuk mampir dah!

Nah. Itu si Malisa, Pengantin Baru yang Langsung Ditinggal Dinas Luar Kota sama si Abangnya.
Yuk Mampiiir!

You Might Also Like

4 comments:

  1. wah kalau berkunjung ke purwakarta harus mampir kesini, selain tempatnya bagus makanannya juga keliatan enak :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. harus, kudu dan must be :D
      kabar2 kalo mampir bro

      Delete