DIY Daily Planner Board, Cara Baru Melawan Lupa
Planner yang hobi lupa : saya.
Saya adalah tipikal orang yang lebih suka melakukan sesuatu setelah melakukan perencanaan yang matang. Contoh sederhananya adalah saat travelling. Suami saya, lebih suka pergi dengan spontan, asal tau destinasi utamanya kemana. Sedangkan saya lebih suka membuat perencanaan detail sebelum berangkat, saya akan mengecek transportasi mana yang paling efisien, makanan apa yang nanti patut dicoba, pilihan destinasi mana saja yang paling menguntungkan (biaya sama tapi memberikan pengalaman lebih banyak dan beragam), berapa baju yang dibutuhkan, resiko apa yang mungkin saya hadapi, dan lain-lain.
Tapi salahnya adalah saya suka lupa perencanaan itu. Suka tiba-tiba amnesia mau ngapain dan kenapa baju ini dibawa. Sama persis dengan bagaimana saya menghadapi hari-hari saya. Saat malam hari, saya sudah membayangkan, besok sepulang kerja saya mau mampir ke toko buah membeli mangga. Dari situ jalan ke kosan sembari beli makan untuk makan malam. Setelah sampai di kosan saya mau bikin akun instagram, membuat leaflet, dan membuat konsep giveaway.
Tapi eh tapi, yang terjadi adalah saya lupa plan itu, pulang kerja cuma beli makan dan malah cuci baju, lalu berakhir kecapekan dan baru inget plan lainnya saat akan tidur. Hyaisssh. Ada nggak sih yang dudul seperti saya? Hahaha..
Hal ini terjadi berkali-kali. Sampe kadang-kadang saya sebel dengan diri saya sendiri. Target yang sudah digadang-gadang tercapai dalam jangka waktu tertentu, malah meleset jauh. Fiuhh. Lalu, apa sih yang saya lakukan ?
Beli Buku Daily Planner
Saya adalah tipikal orang yang lebih suka melakukan sesuatu setelah melakukan perencanaan yang matang. Contoh sederhananya adalah saat travelling. Suami saya, lebih suka pergi dengan spontan, asal tau destinasi utamanya kemana. Sedangkan saya lebih suka membuat perencanaan detail sebelum berangkat, saya akan mengecek transportasi mana yang paling efisien, makanan apa yang nanti patut dicoba, pilihan destinasi mana saja yang paling menguntungkan (biaya sama tapi memberikan pengalaman lebih banyak dan beragam), berapa baju yang dibutuhkan, resiko apa yang mungkin saya hadapi, dan lain-lain.
Tapi salahnya adalah saya suka lupa perencanaan itu. Suka tiba-tiba amnesia mau ngapain dan kenapa baju ini dibawa. Sama persis dengan bagaimana saya menghadapi hari-hari saya. Saat malam hari, saya sudah membayangkan, besok sepulang kerja saya mau mampir ke toko buah membeli mangga. Dari situ jalan ke kosan sembari beli makan untuk makan malam. Setelah sampai di kosan saya mau bikin akun instagram, membuat leaflet, dan membuat konsep giveaway.
Tapi eh tapi, yang terjadi adalah saya lupa plan itu, pulang kerja cuma beli makan dan malah cuci baju, lalu berakhir kecapekan dan baru inget plan lainnya saat akan tidur. Hyaisssh. Ada nggak sih yang dudul seperti saya? Hahaha..
Hal ini terjadi berkali-kali. Sampe kadang-kadang saya sebel dengan diri saya sendiri. Target yang sudah digadang-gadang tercapai dalam jangka waktu tertentu, malah meleset jauh. Fiuhh. Lalu, apa sih yang saya lakukan ?
Beli Buku Daily Planner
Ya. Setelah sebel berkepanjangan, akhirnya saya memutuskan untuk membeli buku Daily Planner. Buku ini terdiri atas beberapa bagian. Paling depan tentu bagian untuk memuat identitas si pemilik buku. Bagian kedua diisi dengan tabel Yearly Plan yang imut-imut, ada 5 kolom project untuk tiap bulan. Jadi Yearly Plan ini bisa digunakan untuk menuliskan Main Activities untuk mewujudkan masing-masing project yang kita ingin jalankan.
Di bagian ketiga, creator buku imut bercover warna tosca ini memberikan tabel Monthly Plan. Header tabel diisi dengan nama hari, jadi kita bisa menuliskan poin-poin yang akan dilakukan dari hari ke hari selama satu bulan untuk mencapai target bulanan yang sudah di tulis pada tabel Yearly Plan. Jadi misal saya menuliskan target bulan Januari adalah mempunyai blog dengan posting minimal 45 buah, maka saya bisa jabarkan di hari Senin minggu pertama, saya menulis tentang cara membuat itinerary liburan. Hari Selasa minggu pertama menulis tentang tips mencari tiket murah. Hari Rabu minggu pertama, saya harus menulis tentang cara memastikan makanan halal saat travelling ke luar negeri, dan seterusnya.
Sedangkan bagian keempat disajikan dengan space yang lebih luas. Satu hari diberi space setengah halaman penuh. Jadi bebas mau nulis apa di situ. Sebenarnya sih ini kaki tangan bagian ketiga. Tapi ya boleh-boleh aja kalo kamu gak mlulu menjabarkan ide atau target yang sudah kamu tulis di tabel Monthly Plan. Sah-sah aja kok kalo diselingi curhat, galau-galau, perasaan gembira, atau sekedar cerita bagaimana harimu di kantor atau kampus tadi. Nah, kalo saya sih memanfaatkan bagian ini untuk curhat. Lahh. Hhaha. Just kidding.
Saya memanfaatkan bagian keempat itu untuk menjabarkan aktivitas yang harus saya lakukan selama sehari penuh, mulai bangun tidur sampai tidur lagi. Iya, part ini penting banget untuk menghadapi penyakit lupa saya yang kadang akut itu. Tapi yaa, kadang diselingi curhat atau emoticon-emoticon imut gitu sih. Hhi..
Apakah buku berdesign cute dengan pewarnaan ala-ala water colour painting ini berakhir di bagian keempat? Oh No. Masih ada bonus tambahan berupa halaman kosong tanpa tabel, dan bahkan tanpa garis. Halaman kosong ini hanya diisi ornamen-ornamen imut yang jujur bikin saya mantep beli saat milih-milih Daily Planner di sebuah toko online bernama Shopee (hemat ongkir euy, lumayan). Mm, saya belum pakai sih. Tapi bisa untuk sekedar bikin sketch atau brainstroming mengenai project yang sedang kita lakukan.
Keren yaaa Daily Planner-ku. Suka ngetz deh.
Ternyata eh ternyata, masalah tidak berhenti di situ. Saat sedang malas mengunjungi kotak kardus penyimpanan buku, penyakit lupa kambuh. Ya iyalah. Orang gak dibaca ini bukunya. Jadilah saya memutar otak ulang. Gimana caranya buku itu tetap terbaca saat saya malas. Make a DIY Daily Planner Board. Gimana itu?
Ya. Saya memilih untuk menulis ulang target harian saya ke Daily Planner Board bikinan sendiri. Jadi tujuannya agar saya tak perlu bolak-balik buka kotak kardus buku tiap hari, cukup melihatnya di papan besar yang saya tempel di dinding kamar. Tapi untuk planning dan historical document, saya tetap perlu menggunakan buku Daily Planner.
Biasanya, Daily Planner Board memang dibuat menggunakan papan dari triplek, mulai dari papan berwarna hitam seperti papan tulis jaman SD, papan berwarna putih seperti jaman SMP, atau papan berwarna coklat macam milik para crafter kece. Eits, tapi yang terbaru menggunakan grid warna putih, hitam atau emas. But i have no that kind of board or grid. I just have some kind of paper, board marker, and colour pencil.
source : lanaredstudio.com, thecrockpotchronicles.wordpress.com,melanielissackinteriors.com, decoist.com |
Just do it. We can create something with this material. Akhirnya saya memutuskan untuk membuat Daily Planner Board ala-ala leblung. Bahan yang saya gunakan antara lain : kertas karton berwarna putih, kertas crepe berwarna pink, kertas jasmin berwarna soft pink, spidol, pensil warna, penggaris, pensil, penghapus, gunting, lem kertas, dan double tape busa.
Pertama, saya membuat design terlebih dahulu. Maklum masih belajar, suka amburadul kalo gak ada prototype*-nya. Yah meski mamak saya tercinta selalu bilang, "Itu seninya, Nak. Kan yang bagus itu gak selalu harus simetris." Tapi apalah daya jiwa seni separuh aja, jiwa teknik separuh aja. Hhi. Jadilah yuk ah, bikin dulu prototypenya di buku 'segala ada' buku untuk cerita dunia akhirat, buku corat-coret yang saya bawa kemana-mana).
Pertama, saya membuat design terlebih dahulu. Maklum masih belajar, suka amburadul kalo gak ada prototype*-nya. Yah meski mamak saya tercinta selalu bilang, "Itu seninya, Nak. Kan yang bagus itu gak selalu harus simetris." Tapi apalah daya jiwa seni separuh aja, jiwa teknik separuh aja. Hhi. Jadilah yuk ah, bikin dulu prototypenya di buku 'segala ada' buku untuk cerita dunia akhirat, buku corat-coret yang saya bawa kemana-mana).
Setelah selesai, barulah saya bikin di kertas karton. Garis-garis. Gunting. Warna-warna. Karena saya sedang menggemari warna pink, jadilah saya pilih bernuansa pink. Bebungaan seperti hati saya yang selalu berbunga-bunga, eaaa. Hhi. Dan tararaaaa.... inilah hasilnya :
Sederhana sih, tapi entah kenapa saya suka lihatnya. Nah, itu salah satu keuntungan bebikinan sesuatu sendiri. Kalau dibandingkan dengan Daily Planner Board yang bisa dibeli di beberapa toko online atau offline, ini memang nampak terlalu sederhana. Tapi bebikinan sendiri atau DIY (Do It Yourself) selalu menciptakan kepuasan dan kebanggaan berbeda bagi pembuatnya. Alhasil makin semangat deh pakainya. Ya nggak, ya nggak?
Nah, Kolom sebelah kiri akan saya gunakan untuk menulis target harian lengkap (mulai bangun sampai tidur lagi). Ditulis pake huruf ukuran minion yaa. Kalo gede-gede bisa penuh dinding kamar saya sama Daily Planner Board. Hhe. Sedangkan kolom sebelah kanan saya gunakan untuk evaluasi mingguan, target apa yang tercapai, target yang meleset, dan kendala apa yang dihadapi.
Daily Planner Board ini sengaja banget di taruh di sebelah kiri tempat tidur, part yang sering saya tengok karena ada colokan listriknya. Jadi tiap bangun dan mau tidur bisa langsung baca Daily Planner Board pinky ini. Oh iya, Daily Planner board ini bisa banget dipakai oleh para mamah muda yang sedang mempersiapkan MPASI loh, bisa tuh diisi menu-menu yang mau dimasak, sebelah kanan digunakan untuk bikin catatan makanan apa yang si keci suka dan tidak suka.
Kalau mau Daily Planner Boardnya bisa kepake lebih lama dan nggak cuma sebulan seperti milik saya, kolomnya bisa diisi dengan kertas post it segambreng di tiap kolomnya. Jadi tinggal diambil bagian teratas kalau ganti tanggal. It's that simple. So, Let's make it guys, karena lupa harus dilawan. ^.^
*Prototype dengan skala lebih kecil
0 komentar: