Kenapa Alamanda Shantika Santoso hengkang dari Go-Jek?

23:04:00 Ren 0 Comments

Ada berita cukup mengejutkan datang dari salah satu startup lokal Go-Jek yang belum lama ini menyandang status sebagai "unicorn-startup". Startup yang berkecimpung di ranah transportasi umum di Indonesia tersebut telah resmi ditinggalkan oleh Vice President of Technology Product Go-Jek, Alamanda Shantika Santoso. Srikandi satu ini adalah yang bertanggung jawab penuh terhadap segala produk teknologi yang ada di Go-Jek.

Alamanda Shantika Santoso
Sumber : www.maxmanroe.com

Kenapa Alamanda Keluar Dari Go-Jek?

Namun secara resmi per tanggal 1 Oktober 2016 tidak lagi menjabat sebagai VP di Go-Jek yang telah dijalaninya kurang lebih 4 bulan terhitung sejak Mei 2016 hingga September 2016, karena ingin menekuni Gerakan Nasional 1000 Startup Digital. Ketika disinggung alasan sebenarnya ia mengundurkan diri, Alamanda menuturkan bahwa memang sudah menjadi habit-nya untuk terus berakselerasi. Ia ingin terus berkembang dan berakselerasi, salah satunya dengan meninggalkan Go-Jek kemudian ingin membagi ilmunya tersebut kepada 1000 calon Nadiem Makarim selanjutnya.

"Bisa dibilang, semua ini karena Go-Jek itu sendiri. Mimpi-mimpi yang telah berhasil saya wujudkan saat ini semuanya berkat Go-Jek," ujar Ala (sapaan akrab Alamanda), sebagaimana dikutip dari e27, Jumat (7/10/2016).

"Gojek sudah seperti role model di Indonesia. Sejak Gojek lahir, banyak teman-teman yang melek bahwa tanpa harus jadi menteri atau PNS, kita sudah bisa membangun negeri ini lebih maju", paparnya.

Di program Gerakan Nasional 1000 Startup Digital tersebut, ia ingin berbagi pengalaman dan pengetahuan dari sudut pandang seseorang yang pernah membangun startup. "Misalnya, saya akan berbagi bagaimana seseorang membangun sebuah tim engineer." Indonesia saat ini sudah memiliki banyak anak muda berbakat yang siap membangun mensukseskan program ini. Namun, kebanyakan diantara mereka masih membutuhkan bimbingan supaya bisa mengeksekusinya.

Ingin Menjadi Menteri Pendidikan

"Kemarin saya bilang ke teman-teman di Gojek, suatu saat saya pasti keluar, karena mimpi saya tuh masih panjang. Mimpi saya itu jadi Menteri Pendidikan," tuturnya pada Tim Selular.ID.

Sumber : oktagon.co.id
Kesuksesannya menggarap Go-Jek rupanya tak membuat Ala berkeinginan untuk menggarap startup baru sendiri. Ia malah ingin fokus pada dunia pendidikan. Menurutnya edukasi adalah pondasi, tapi sayang di Indonesia masih dirasa kurang akan hal tersebut, terutama lebih banyak mementingkan teori dibandingkan praktek.

Karena itu ia ingin turut serta mempersiapkan anak-anak bangsa untuk lebih siap lagi nyemplung ke dunia kerja. Wanita yang memiliki hobi membaca itu pun ingin meneruskan pendidikan ke jenjang doktoral di Stanford University.

"Ngambil PhD, balik ke Indonesia saya benar-benar fokus ke edukasi. Jadi dosen, guru besar dan Menteri Pendidikan," ujarnya kepada Tim Detik Net sembari mengamini.

Saat berkuliah kembali, Ala berencana ingin mengambil jurusan brain atau neuro science. Pasalnya, ia mengaku tertarik dalam bidang perilaku manusia.

"Kita bikin produk untuk mengubah perilaku manusia. Baik edukasi maupun bikin produk punya hubungan dengan otak manusia," jelasnya.

Namun demikian, Ala belum tahu kapan pastinya rencana tersebut dapat terwujud. Ia berharap tidak dalam waktu lama. Saat ini ia tengah fokus meningkatkan kemampuan engineer yang ada di Go-Jek dan membuat perusahaan layanan ojek online itu stabil.

Seperti yang sudah disebutkan di awal, Ala ibarat 'emak' dari para engineer Go-Jek. Menjadi 'ibu' dari para programer Go-Jek membuat wanita ini punya tugas tambahan. Yakni menjadi tempat keluh kesah anak-anaknya di bagian teknologi Go-Jek.

"Seorang leader itu sama persis seperti Ibu. Benar-benar harus tahu satu per satu anaknya lagi kenapa," pungkasnya.

You Might Also Like

0 komentar: