Mencari Suaka Dari Bencana Kelaparan Part II
Malam itu, lidah saya masih meracau. Berkicau meminta rasa yang lebih bersahabat. Maka pencarian Suaka Dari Bencana Kelaparan Part II pun dimulai. Seorang kawan yang aseli, lahir dan menua di kota kecil ini, Purwakarta, merekomendasikan sebuah Warung Tenda Kaki Lima dimana spanduk di bagian depan tertulis "Sop Kaki Sapi & Babat KHAS Jakarta".
"Kok yang Pedagang Kaki Lima sih? Enak gitu? Daaan, tempatnya bersih, nggak?" Pasti 3 pertanyaan dasar itu langsung muncul di benak kamu. Sama kok. Saya juga bertanya-tanya dalam hati. Tapi si Asong (perekomen), mantap dengan jawabannya, “Beneran Blung. Itu lebih enak dari tempat-tempat yang lain.” Baiklah. Berbekal percaya, saya dan partner makan alias temen kos, langsung memacu motor ke Jalan Taman Pahlawan, lokasinya sekitar 4,5 km dari Pintu Tol Sadang. Tempatnya cukup mudah dijangkau kok, dari arah Tol Sadang lurus aja, sampe ada pertigaan Giant (terlihat patung laki-laki bermain egrang), belok kanan ke arah Giant. Warung tersebut berada sekitar kurang lebih 50 meter setelah Giant, letaknya sebelah kiri jalan (selatan jalan) setelah Laboratorium Prodia.
Ini nih penampakan depan si Warung Tenda Kaki Lima ini.
"Kok yang Pedagang Kaki Lima sih? Enak gitu? Daaan, tempatnya bersih, nggak?" Pasti 3 pertanyaan dasar itu langsung muncul di benak kamu. Sama kok. Saya juga bertanya-tanya dalam hati. Tapi si Asong (perekomen), mantap dengan jawabannya, “Beneran Blung. Itu lebih enak dari tempat-tempat yang lain.” Baiklah. Berbekal percaya, saya dan partner makan alias temen kos, langsung memacu motor ke Jalan Taman Pahlawan, lokasinya sekitar 4,5 km dari Pintu Tol Sadang. Tempatnya cukup mudah dijangkau kok, dari arah Tol Sadang lurus aja, sampe ada pertigaan Giant (terlihat patung laki-laki bermain egrang), belok kanan ke arah Giant. Warung tersebut berada sekitar kurang lebih 50 meter setelah Giant, letaknya sebelah kiri jalan (selatan jalan) setelah Laboratorium Prodia.
Ini nih penampakan depan si Warung Tenda Kaki Lima ini.
Begitu masuk, kami sudah mencium wangi kuah sop yang menggelitik syaraf penciuman, bukan si Veromosonal Organ lho yaa (apa itu?). Tengok kanan-kiri dulu liat meja makannya. Bersiiih, gaes, Bapak dan Mas penjualnya juga terhitung rapi. Tanpa babibu-baba, kami memesan dua porsi Sop Campur lengkap dengan Es Jeruk untuk menetralisir lemak.
Dari kejauhan, kami mengamati cara si Bapak menyiapkan hidangan untuk kami berdua, setelah iris sana sini, si daging dan teman-temannya di siram kuah, tapi terus kuahnya dibalikin lagi ke dalam panci. Begitu beberapa kali. Nah lhooo Pak? Usut punya usut, ternyata itu metode untuk menghangatkan si daging dan teman-temannya, jadi lebih enak saat di makan. ^.^
Pesanan dataaang!!! Semangkok Sop Campur ditemani sepiring nasi dengan taburan bawang goreng di atasnya. Sop Campur ini berisi Daging, Kikil, Iga, Daging Ayam (opsional, sesuai selera pengunjung. Saya sih no), Babat, Usus, Kentang, Tomat, Emping Blinjo, dan dilengkapi potongan daun bawang. Bisa dibilang isinya meluber-lah, jadi bukan dominasi kuah ya.
Sluruuup. Mm, kurang manis, tambahkan kecaaap. Sekalian deh heboh dengan pelengkap. Tambahin sambel dikit, jeruk limau, dan acar timun – wortel. Mari kita lanjutkan makannya. Nomnom. Nomnom. Enaaak. Kuah santannya kental gurih, irisan tomat bikin makanan ini ada seger-segernya di tengah badai daging dan teman-temannya. Dan saya bisa bilang ini adalah “Sop Ala Kaki Lima Rasa Juara.”
Itu cerita pertama kali ke sana, sekarang, kala perut melilit, kala badmood, kala butuh kehangatan, kami akan dengan semangat 45 menyambangi warung tenda yang berdiri sejak tahun 2011 ini. Oh ya, selain sop campur, si Bapak yang asli Bandung menyediakan beberapa sajian.
Makanan :
- Sop Daging
- Sop Ayam
- Sop Buntut / Sop Iga (khusus sajian ini, kuahnya bening tanpa santan)
- Sop Campur
Minuman :
- Es / Jeruk hangat
- Es / Teh manis hangat
So, tunggu apalagi gaes? You dare to try this delicious soup!
emang mantab sop kaki sapiny hehe..
ReplyDelete