E-Parking, Cashier Baru di Tepi Jalanan Surabaya

22:50:00 It's Leblung 0 Comments

Beberapa hari yang lalu, secara kebetulan saya menengok instagram story seorang kawan lama, teman seperjuangan di OSIS kala SMA dulu. Ia yang kini memilih menjadi bagian dari Dinas Perhubungan (Dishub) kota Surabaya sedang menceritakan tentang fasilitas baru di kota Surabaya. E-Parking namanya. Apa itu ?

E-Parking adalah fasilitas pembayaran parkir melalui mesin parkir meter. Mesin ini berpenampakan mirip dengan mesin ATM, jadi pengguna diwajibkan untuk mengisikan nomor plat kendaraan ke mesin tersebut, tapping kartu e-money untuk proses pembayaran, lalu struk pembayaran parkir akan tercetak secara otomatis. Sebenarnya cukup mudah bagi yang sudah terbiasa menggunakan mesin ATM atau mesin pembelian berbagai voucher di modern market seperti Indomaret, Alfamart, dan sejenisnya.

Tapi bagaimana dengan orang yang awam dengan mesin semacam ini? tak perlu khawatir, itulah salah satu tugas utama para Tukang Parkir di daerah layanan E-Parking, membantu para pengendara untuk menggunakan E-Parking. Selain itu, Dishub Surabaya juga melakukan sosialisasi melalui berbagai media seperti instagram dan youtube. Ini cukup memudahkan bagi orang awam untuk mengetahui lebih detail mengenai E-Parking.

Dimana E-Parking ini diberlakukan? Saat ini E-PArking baru diterapkan di area Balai Kota Surabaya dengan memanfaatkan 10 buah mesin parkir meter. Rencananya pada awal tahun 2018, layanan E-Parking akan diperluas ke beberapa daerah lainnya. Just wait and see yaa..

source : enciety.co

Dimana kita dapat membuat kartu e-money? Dinas Perhubungan Kota Surabaya telah bekerja sama dengan 5 bank besar, yaitu Bank Jatim, Bank BNI, Bank BRI, Bank Mandiri, dan Bank BCA. Jadi kita bisa membuat ataupun isi ulang e-money di gerai bank-bank tersebut.

Apakah tujuan pemberlakuan E-Parking ini? Layanan yang telah disosialisasikan sejak Maret 2017 dan menjadi wajib sejak 4 September 2017 yang lalu ini berfungsi untuk mengatur pendapatan daerah dengan lebih baik. Seperti yang telah kita ketahui, bahwa parkir adalah lahan pendapatan yang cukup besar. Dan mengingat tempat parkir yang biasa dijaga oleh para Tukang Parkir adalah fasilitas umum, maka sudah selayaknya pendapatan dari area tersebut menjadi sumber pendapatan daerah. Nantinya, pendapatan daerah ini akan dikelola oleh pemerintah untuk dikembalikan lagi ke masyarakat entah dalam bentuk fasilitas umum atau pelayanan lainnya.

source : Dinas Perhubungan Kota Surabaya
Tidak hanya itu, E-Parking ini juga berfungsi untuk mengontrol tarif parkir. Saya yakin sebagian besar dari kita pernah mendapati tarif parkir yang terlampau mahal. Dengan fasilitas E-Parking, tarif akan flat meski musim hujan berubah ke musim kemarau, meski di daerah itu ada konser atau karnaval hari kemerdekaan, dan hal-hal lain yang seringkali dijadikan alasan untuk menaikkan tarif parkir secara sepihak.

Pengontrolan tarif parkir itu juga sejalan dengan peraturan pemerintah terkait Parkir Zona yang baru diterapkan mulai Maret 2017. Jadi, daerah di Surabaya telah dibagi menjadi area Parkir Zona dan Parkir Non Zona. Terdapat 10 Parkir Zona, yaitu daerah Jembatan Merah, Tugu Pahlawan, Tunjungan, Blauran, Embong Malang, Pasar Atom, Taman Bungkul, Balai Kota Surabaya, Kertajaya, dan Keputran. Pada area Parkir Zona tarif parkir untuk kendaraan roda dua adalah Rp 2.000,- sedangkan untuk kendaraan roda empat, tarif parkirnya Rp 5.000,-. Untuk area Parkir Non Zona, tarif parkir untuk kendaraan roda dua adalah Rp 1.000,- dan untuk kendaraan roda empat, tarif parkirnya adalah Rp 3.000,-.

Tidak hanya untuk mengontrol tarif, pemberlakuan Parkir Zona ini diharapkan dapat mengalihkan kepadatan ke area Parkir Non Zona yang notabene bukan kawasan lalu lintas padat. Sehingga potensi kemacetan akibat parkir yang membludak dapat teratasi.

So, saya pribadi sangat mendukung adanya E-Parking ini dan berharap dapat pula segera diterapkan di beberapa daerah lain di Surabaya ataupun di kota-kota lainnya. Mari berubah menjadi lebih baik! Kalau masih penasaran dengan E-Parking, tonton video berikut ini :



Oh ya, sebagai bonus saya akan menampilkan meme-meme yang mewakili kegundahan saya tentang dunia per-parkir-an selama ini.

1. Sering banget gak jadi belanja tapi sudah harus bayar parkir. Rasanya pengen banget bilang ke Tukang Parkir kayak meme di bawah ini.

2. Selain gak jadi belanja, pernah juga tuh udah parkir eh toko yang dituju ternyata tutup. Gak dapet bahan yang dibutuhin, malah buntung harus bayar parkir. Kata Afgan sih, "Terlalu sadis caramu..." Hhi.
3. Nah, kalo diperhatikan, Tukang Parkir tuh sebelas dua belas (11-12) sama pesulap. Pas awal parkir gak ada, begitu mau pergi tiba-tiba udah ada di belakang kita. Ajibbb bener dah jurusnya.

4. Yang bikin lebih sebel lagi, mereka suka dateng minta uang tapi langsung ngeloyor pergi tanpa bantuin. "Woiii, Pak. Tukang Palak apa Tukang Parkir?"

5. Trus matematika ala Tukang Parkir formulanya beda banget dari apa yang kita pelajari di sekolah. Begini nih.

6. Yang satu ini belom ada meme-nya karena pengalaman pribadi. Jadi satu waktu saya dengan riang gembira pergi ke sebuah modern market yang cukup besar. Di dinding depan bagian atas modern market itu ada spanduk besar "PARKIR GRATIS". Dan jujur, itu juga jadi salah satu alasan kenapa saya memilih belanja di modern market yang ini dibanding yang lebih dekat dengan kosan tapi bayar Rp 2.000 perak. Hhe. Singkat cerita setelah berbelanja saya langsung ambil motor dan pergi. Eh, ada mas-mas yang tiba-tiba jalan mendekat. Saya yang merasa gak ada urusan dan gak kenal dengan mas-mas itu tetap ngeloyor pergi. "Lain kali bayar parkir ya, Mbak," teriaknya. Saya spontan berhenti. Dengan gaya cool, saya menunjuk spanduk "PARKIR GRATIS" yang dipasang di ketinggian lebih kurang 3 meter. "Itu ada tulisannya PARKIR GRATIS." Saya tersenyum lalu pergi dengan hati gembira. Hhi. Itu ceritaku, bagaimana ceritamu?

Hhi, masih banyak meme-meme seru tentang unek-unek dunia per-parkir-an. Tapi saya cukupkan sekian yaa. Ntar ketawanya gak berhenti lagi sampai subuh. ^.^

You Might Also Like

0 komentar: