Showing posts with label gojek. Show all posts

GO-MED Layanan Baru Go-Jek

Hey! Leblung - AKhirnya Go-Jek memperluas layanannya lagi, kini telah hadir di aplikasi Go-Jek kita sebuah layanan baru yaitu GO-MED. Go-Med (Go Medis) hadir untuk memenuhi kebutuhan medis. Gagasan dan pengembangan mengenai layanan ini sudah dimulai sejak beberapa bulan yang lalu, dan akhirnya kini telah resmi dirilis.


Layanan GO-MED ini merupakan bentuk kerja sama GO-JEK Indonesia dengan Apotik Antar (PT Mensa Medika Investama) yang sebelumnya sudah lebih dulu bergerak dalam layanan pemesanan obat, sebagai solusi layanan yang praktis dan terintegrasi, memberikan fasilitas pada pengguna GO-JEK untuk mendapatkan obat-obatan (Over The Counter dan dengan resep), vitamin, suplemen, dan kebutuhan medis lainnya yang terjamin keasliannya dengan Cepat, Aman dan Nyaman.

Prinsip dari Apotik Antar adalah mempertemukan apotik yang sudah ada dengan pasien atau pencari obat atau sejenisnya melalui aplikasi pemesanan obat yang diberi nama Apotik Antar, dikembangkan oleh M-Health. GO-MED terinspirasi dari Apotik Antar tersebut, kemudian mencoba memadupadankan dengan layanan yang sudah dimilikinya untuk memberikan pelayanan maksimal pada pengguna GO-JEK.

Area yang dijangkau GO-MED?

Melalui GO-MED, kita bisa membeli dan juga menebus obat yang tertera di resep dengan mudah dari kurang lebih 1500 apotek yang terdaftar di dalam Apotik Antar, tanpa biaya pengiriman tambahan (inilah nilai tambahnya). GO-MED saat ini sudah hadir di 10 kota di Indonesia diantaranya; Jabodetabek, Bandung, Bali, Makassar, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Medan, Palembang dan Balikpapan.

Bagaimana Cara Pakai GO-MED?

Cara memesan atau menebus resep melalui GO-MED cukup mudah saya rasa, langkah umumnya adalah sebagai berikut :
  1. Buka aplikasi GO-JEK yang ada di Smartphone kalian.
  2. Pilih GO-MED pada aplikasi GO-JEK.
  3. Kemudian tentukan obat, atau unggah resep dokter terkait untuk menebus obat yang dibutuhkan.
  4. Konfirmasi ulang pesanan kalian sebelum lanjut ke proses sebelumnya, masukkan alamat pengiriman, dan pastikan semua data sudah benar.
  5. GO-JEK driver siap mengambil obat sesuai resep kalian dan mengantarkan langsung ke alamat pengiriman.
  6. Selesai.



Untuk lebih jelasnya silahkan kunjungi website resmi GO-MED. Semoga bisa bermanfaat bagi Negeri.

Kenapa Alamanda Shantika Santoso hengkang dari Go-Jek?

Ada berita cukup mengejutkan datang dari salah satu startup lokal Go-Jek yang belum lama ini menyandang status sebagai "unicorn-startup". Startup yang berkecimpung di ranah transportasi umum di Indonesia tersebut telah resmi ditinggalkan oleh Vice President of Technology Product Go-Jek, Alamanda Shantika Santoso. Srikandi satu ini adalah yang bertanggung jawab penuh terhadap segala produk teknologi yang ada di Go-Jek.

Alamanda Shantika Santoso
Sumber : www.maxmanroe.com

Kenapa Alamanda Keluar Dari Go-Jek?

Namun secara resmi per tanggal 1 Oktober 2016 tidak lagi menjabat sebagai VP di Go-Jek yang telah dijalaninya kurang lebih 4 bulan terhitung sejak Mei 2016 hingga September 2016, karena ingin menekuni Gerakan Nasional 1000 Startup Digital. Ketika disinggung alasan sebenarnya ia mengundurkan diri, Alamanda menuturkan bahwa memang sudah menjadi habit-nya untuk terus berakselerasi. Ia ingin terus berkembang dan berakselerasi, salah satunya dengan meninggalkan Go-Jek kemudian ingin membagi ilmunya tersebut kepada 1000 calon Nadiem Makarim selanjutnya.

"Bisa dibilang, semua ini karena Go-Jek itu sendiri. Mimpi-mimpi yang telah berhasil saya wujudkan saat ini semuanya berkat Go-Jek," ujar Ala (sapaan akrab Alamanda), sebagaimana dikutip dari e27, Jumat (7/10/2016).

"Gojek sudah seperti role model di Indonesia. Sejak Gojek lahir, banyak teman-teman yang melek bahwa tanpa harus jadi menteri atau PNS, kita sudah bisa membangun negeri ini lebih maju", paparnya.

Di program Gerakan Nasional 1000 Startup Digital tersebut, ia ingin berbagi pengalaman dan pengetahuan dari sudut pandang seseorang yang pernah membangun startup. "Misalnya, saya akan berbagi bagaimana seseorang membangun sebuah tim engineer." Indonesia saat ini sudah memiliki banyak anak muda berbakat yang siap membangun mensukseskan program ini. Namun, kebanyakan diantara mereka masih membutuhkan bimbingan supaya bisa mengeksekusinya.

Ingin Menjadi Menteri Pendidikan

"Kemarin saya bilang ke teman-teman di Gojek, suatu saat saya pasti keluar, karena mimpi saya tuh masih panjang. Mimpi saya itu jadi Menteri Pendidikan," tuturnya pada Tim Selular.ID.

Sumber : oktagon.co.id
Kesuksesannya menggarap Go-Jek rupanya tak membuat Ala berkeinginan untuk menggarap startup baru sendiri. Ia malah ingin fokus pada dunia pendidikan. Menurutnya edukasi adalah pondasi, tapi sayang di Indonesia masih dirasa kurang akan hal tersebut, terutama lebih banyak mementingkan teori dibandingkan praktek.

Karena itu ia ingin turut serta mempersiapkan anak-anak bangsa untuk lebih siap lagi nyemplung ke dunia kerja. Wanita yang memiliki hobi membaca itu pun ingin meneruskan pendidikan ke jenjang doktoral di Stanford University.

"Ngambil PhD, balik ke Indonesia saya benar-benar fokus ke edukasi. Jadi dosen, guru besar dan Menteri Pendidikan," ujarnya kepada Tim Detik Net sembari mengamini.

Saat berkuliah kembali, Ala berencana ingin mengambil jurusan brain atau neuro science. Pasalnya, ia mengaku tertarik dalam bidang perilaku manusia.

"Kita bikin produk untuk mengubah perilaku manusia. Baik edukasi maupun bikin produk punya hubungan dengan otak manusia," jelasnya.

Namun demikian, Ala belum tahu kapan pastinya rencana tersebut dapat terwujud. Ia berharap tidak dalam waktu lama. Saat ini ia tengah fokus meningkatkan kemampuan engineer yang ada di Go-Jek dan membuat perusahaan layanan ojek online itu stabil.

Seperti yang sudah disebutkan di awal, Ala ibarat 'emak' dari para engineer Go-Jek. Menjadi 'ibu' dari para programer Go-Jek membuat wanita ini punya tugas tambahan. Yakni menjadi tempat keluh kesah anak-anaknya di bagian teknologi Go-Jek.

"Seorang leader itu sama persis seperti Ibu. Benar-benar harus tahu satu per satu anaknya lagi kenapa," pungkasnya.

Menjelajah Kota dengan Cepat, Murah, dan Rute Bebas Tanpa Batas

Dewasa ini, transportasi semakin mudah digenggam. Jikalau dulu, kita harus mencapai titik atau lokasi tertentu barulah bisa menikmat fasilitasi angkutan umum baik mobil, ojek, maupun bis kota. Kini, duduk manis di rumah pun sudah bisa dihampiri oleh si abang penyedia jasa transportasi. Pilihan baru ini tentu bak air embun di tengah padang sahara yang panas dan kering. Ya. Untuk mencapai meeting point, berdesak-desakan dengan penumpang lain, bau keringat, dan armada yang tak jarang "belel" alias butut segera digantikan dengan kenyamanan armada baru, driver yang baik hati lagi ramah, serta privasi.

Dewasa ini, transportasi semakin mudah digenggam. Tidak hanya tipe taksi yang memang sedari dulu menyediakan jasa panggilan, namun juga kendaraan tipe motor dua, dan mobil berbagai jenis kini bisa diorder dengan mudah dengan beberapa klik melalu smartphone. Ya. Big applouse untuk rekan-rekan yang berhasil membuat aplikasi sedemikian keren sehingga kita bisa terhubung dengan para driver dengan cara yang ajaib alias cepat dan mudah. 

Go-Jek

Rewelnya Khalayak Ramai

Keluhan-keluhan yang dulu muncul semacam, "Musti jalan jauh dulu keluar kompleks buat dapet angkot ato ojek. Males banget.", "Angkot tuh baunya gak nahan, keringet segitu banyak orang dicampur jadi satu, apalagi kalo ada yang dari pasar bawa belanjaan segambreng.", "Mobilnya butut, nggak aman. Ngetem (berhenti menunggu penumpang) lama pula!", "Musti pindah-pindah angkot buat ke tempat tujuan," "Mahal kalo naik taksi meski emang enak sih privasi terjaga," "Tukang ojeknya gak tau jalan, " mulai terkikis habis dengan perkembangan dunia per-transportasi-an yang sudah dikawinkan dengan kemajuan teknologi.

Sebut saja aplikasi Go-Jek rintisan Nadiem Makarim, dengan hanya beberapa klik untuk mengisi lokasi pemesan dan tempat tujuan, kita sudah bisa langsung mendapat driver dengan dandanan rapi nan menhijaukan mata (helm dan jaket warna ijo, bray. Gak mungkin mata lo jadi warna pink kan? haahha). Tidak hanya mengantar kita, aplikasi ini sudah jauh berkembang dengan menyediakan fitur-fitur yang lain macam Go-Food, Go-Box, Go-Clean, Go-Glam, dan lainnya. Aih. Hidup makin mudah aja, bray.

Sumber : autoevolution.com

Nah, kalo kamu prefer naik mobil biar gak kepanasan dan make-up pada luntur, kamu bisa memesan taksi via Grab Taxi. Jika itu belum cukup dan kamu pengen merasakan sensasi jenis mobil yang lain, kamu bisa melakukan pemesanan menggunakan Uber.

Yap. Aplikasi yang bekerja sama dengan berbagai rental mobil ini menyediakan berbagai jenis mobil. So, kamu bisa merasakan sensasi naik mobil mobilio, jazz, brio, avanza, dan lain-lain. Bahkan satu waktu temen saya pernah tuh beruntung dapat armada yang masih gress. Baru keluar dari oven. Hhe. Uber juga bisa dibilang lebi flexible, kamu bisa minta si driver untuk muter-muter alias nambah destinasi menjadi beberapa tempat. Hal ini tidak lain dan tidak bukan karena metode perhitungannya menggunakan sistem argo layaknya taksi. Jadi berapa meter yang ditempuh dikalikan tarif per meternya.

Uniknya UBER

Nah, perlu diketahui bahwa hasil dari mengobrol sepanjang perjalanan dengan Mas Driver sewaktu ke Lembang, ternyata ada dua jenis tarif : tarif normal dan tarif mahal. Tarif mahal ini bisa diberlakukan oleh si driver saat weekend atau di lokasi yang tingkat ketersediaan driver atau armadanya rendah. Yah semacam biaya kemahalan di gaji kita, bray. Misal penempatan kota malang = Rp 3.000.000, maka di Surabaya menjadi Rp 3.500.000 karena Surabaya adalah ibu kota provinsi, tentu biaya hidup lebih mahal.

Sewa Motor di Bandung

Nah, tapi ada satu lagi nih model transportasi yang layak dipertimbangkan dan dibanding-bandingkan dengan model-model transportasi di atas. Apakah itu? Sewa Motor. Yapp. Tidak lain dan tidak bukan, model ini setipe dengan sewa mobil. 

Kenapa saya menyandingkan model ini dengan model transportasi yang ada? Tidak lain dan tidak bukan karena satu hari yang lalu alias kemarin saya baru mencoba menyewa motor dari salah satu persewaan khusus motor di kota Bandung. Nekat dan sedikit gila kata seorang teman, secara saya belom pernah menjelajah kota Bandung seorang diri dengan mengendarai motor. Biasanya ada Mas Pacar yang setia mengantar atau Mas-Mas dan Bapak-Bapak Driver Angkot, Go-Jek, Grab Taxi, atau Uber yang ikhlas mengantar. hhe. Berbekal pede, kepo motoran sendiri di kota kreatif, serta sedikit nekat akhirnya saya memutuskan untuk menyewa sebuah motor Vario dengan label "Motor Lama". 

Ya. 1 hari sebelumnya, Jum'at 10 Juni 2016 saya iseng-iseng gugling persewaan motor di Bandung, ternyata banyak juga loh. Jauh dari dugaan saya bahwa kota ini akan memiliki minim persewaan motor bahkan mungkin tidak ada sama sekali karena area yang saya sasar lumayan jauh dari Lembang yang notabene adalah area wisata.

Hasil pencarian sewa motor di Bandung

Maksudnya, berbeda dengan Bali dan Jogja yang memang terkenal kota wisata, Bandung hanya memiliki wisata di area Lembang. ini berarti akan sulit menemukan persewaan motor beda dengan di Jogja dan Bali. Nah, setelah itu, langkah pemesanan hanya cukup mengirimkan nama, alamat meeting point, jam, dan tipe motor yang diinginkan. Yapp, mereka menyediakan jasa antar jemput motor, jadi hampir sama dengan Go-Jek, Grab, dan Uber ya. Armada bisa menghampiri dimanapun kalian berada. Ya meski beberapa rental menetapkan charge jika meeting point lebih dari 20 km dari markas mereka. Tapi tenang bray, charge ini berlaku sukarela alias setipe dengan tips. "Berapapun lu kasih, gua terima" (ya asal jangan pelit-pelit amatlah yaa. hhi). Setelah itu akan ada balasan apakah armada tersedia. Jika ya, kamu tinggal menunggu si armada datang di waktu yang telah kamu tentukan di awal.

Saya yang berdomisili di Purwakarta memilih meeting point di Balubur Town Square yang tidak lain dan tidak bukan adalah pemberhentian travel yang mengantar saya dari Purwakarta ke Bandung. Sayangnya, si abang kurir yang sudah berinisiatif datang lebih awal terjebak macet di sekitaran Jalan Jakarta, Bandung, alhasil saya perlu menunggu sekitar 15-20 menit hingga akhirnya Vario pesanan saya datang. Warna biru, lengkap dengan helm, dan mantel. Mm, catatan untuk kamu yang ingin menyewa, bawa mantel sendiri karena mantel yang disediakan adalah mantel ekonomis, tipis, dan tidak necis. hhe. Untuk helm, kamu bisa minta dua kok, jadi kalau berniat pergi berduaan dengan teman, pacar, atau musuh, tetap bisa nyaman tanpa takut ditilang atau riweuh bawa-bawa helm sendiri.

Untuk harga, ada 2 tipe yang ditawarkan : sewa harian (24 jam) atau sewa per jam. Untuk sewa harian, harga dibanderol Rp 75.000 hingga 85.000/ hari untuk varian motor lama dan Rp 90.000 untuk varian motor baru. Sedangkan untuk per jam,  1 jam pertama adalah Rp 20.000 dan Rp 6.000 pada jam berikutnya. Karena males berhitung, saya langsung memilih jenis sewa harian. Jadilah setelah si Mas Kurir mengecek KTP dan SIM serta memfotonya (ini wajib ditunjukkan ya), saya menyodorkan uang Rp 80.000. STNK pun dialih tangankan.

Okayy. Siap menjelajah isi kotaaa. Wait, saya berencana pulang jam 17.00 WIB, mulai sewa pukul 12.00 WIB. Hanya 5 jam saja. Jika bayar dengan jenis perjam, duit yang saya bayarkan adalah Rp 20.000 + (4 x Rp 6.000) = Rp 44.000. Yaaaah. Lebih murah Rp 36.000. Tapi apalah daya transaksi sudah dilakukan.

Saya meneruskan perjalanan. Terhitung ada 6 destinasi yang saya kunjungi : tempat print label di Jl Cikapayang, Toko Aksesoris di Jalan Otista, Toko Manik-manik di Jalan Otista (jarak 200 m dari destinasi sebelumnya), Rumah Ibu Penjahit di Perumahan Permata Cimahi, Penjual Ubi Cilembu, dan Balubur Town Square lagi untuk mengembalikan motor. Jika di total, jauh perjalanan yang saya tempuh adalah 20,3 km dengan 6 tempat pemberhentian dan waktu tunggu sekitar 140 menit.
Nah, lalu saya compare dengan Go-Jek atau Uber, berikut hasilnya :

Go Jek vs Uber vs Sewa Motor

So, boleh dong lain kali coba cara baru saya, "Sewa Motor." Tapi perlu dicatat, mending memilih motor varian baru, nampaknya si armada akan lebih enak untuk ditunggangi. ^.^

Selamat mencoba!