Travelling Now, Penniless Then

18:27:00 It's Leblung 0 Comments

source : www.happytrips.com
 T-R-A-V-E-L-L-I-N-G

Kombinasi huruf itu akhir-akhir ini menjadi topik yang seru untuk diperbincangkan. Dan tidak sedikit yang mengusahakan kombinasi huruf itu menjadi nyata dan dilaksanakan alias pergi travelling. Apalagi di jaman ini, sharing berbagai informasi mudah dilakukan dengan banyaknya aplikasi-aplikasi bikinan para developer handal. So, travelling ke daerah terpencil pun bukan lagi sesuatu yang mustahil.

Tapi, bagaimana sih agar travelling tetap menyenangkan sebelum, saat, dan setelah travelling?

Travelling yang berakar dari rasa keingin tahuan yang tinggi akan daerah, adat, atau lingkungan yang baru ini bisa jadi membutuhkan biaya yang tidak sedikit kan? Nah, gimana caranya agar kita tidak megap-megap alias kesusahan saat menyiapkan biaya untuk travelling, tidak khawatir saat melakukan travelling karena uang di kantong pas-pasan, dan tidak menjadi mendadak miskin setelah pulang travelling. Hhi..
source : www.memesuper.com
Pasti nggak lucu banget kalo demi travelling kamu rela tiap hari (sebelum dan sesudah travelling) makannya cuma nasi dan kerupuk yaa.. Trus gimana dong caranya?
Ada 3 cara tepat yang bisa kamu lakukan :

1. Membuat Kas Bersama

Kas Bersama? Kayak anak SD dongs? Yap. Kas bersama macam kas kelas yang kita punya saat duduk di bangku SD, SMP, atau bahkan mungkin SMA?

Metode ini cocok digunakan untuk kamu yang suka khilaf mengambil tabungan sendiri kalau tiada ada yang mengontrol. Kas bersama ini bisa dibangun dengan beberapa teman dekat atau bahkan bersama saudara. Pilih salah satu anggota kas yang memiliki keakuratan dan ketelitian tinggi dalam membuat laporan keuangan untuk menjadi bendahara. Selain itu, kriteria yang harus dipenuhi adalah orang yang cerewet dan tega menagih saat ada anggota yang telat bayar. Hahaha. Kriteria terakhir cukup penting loh. Karena jika sang bendahara kas tidak tegas dalam menagih, bisa-bisa perhitungan kas menjadi acak adul. Ketua dan sekretaris? Gak perlu, kita kan gak berniat bikin koperasi simpan pinjam. hhi.

Langkah selanjutnya adalah memilih frekuensi pembayaran, misal 200 ribu tiap bulan dan dibayarkan antara tanggal 25 hingga tanggal 30 di tiap bulannya. Habis gajian bray. Atau untuk kamu yang masih kuliah atau duduk di bangku sekolah, bisa juga tiap minggu dengan nominal lebih kecil. Pemilihan ini suka-suka kita. Sesuaikan dengan kemampuan dan kemudahan para anggota untuk memenuhi kewajiban bayarnya ya..

Kas bersama ini bisa kamu gunakan untuk bepergian bersama dengan para anggota. Seperti yang kita tau, bepergian bersama selalu lebih murah karena beban ditanggung oleh banyak pihak. Contohnya nih sewa mobil, 10 jam 750 ribu. Kalau cuma berdua, masing-masing orang dibebani 375rb. Kalau segenk yang ikut, full team 6 orang, bayar cuma 125 ribu per orang. Menguntungkan tohh?

Tapi gak menutup kemungkinan kas bersama juga boleh digunakan hanya oleh sebagian atau sendiri kok. Jadi misal 3 dari 6 orang anggota ingin pergi ke Dieng, tapi 3 orang yang lainnya tidak berminat, kas bisa digunakan. Asalkan bendahara melakukan pembukuan dengan baik dan transparan kepada seluruh anggota, it won't be a big problem.

Yakin cara ini bisa bikin travelling nyaman tanpa bokek setelahnya?

Saya dan teman-teman genk kantor (sejumlah 8 orang) sudah menerapkan kas bersama ini selama 2 tahun terakhir. Ketika suntuk melanda dan salah satu merasa kurang piknik, kami tinggal mencari waktu untuk bepergian bersama. Masalah uang? Bendahara sudah siap sedia di depan membawa kartu debit, kartu kredit, dan segepok money cash di dompetnya. hhi. Jadilah hati senang tanpa harus mengalami bokek setelahnya. Mm, bisa dibilang berasa liburan gratis sihh.

Ini nih travelling kami yang terakhir, visiting Lombok Island.
Lupa ini bukit apa, maapkeun
Mengunjungi Desa Adat Sade, Lombok Tengah
2. Menggunakan Fitur Autodebet di Bank

Cara lain yang nggak kalah ampuh menangkal pepatah "Travelling Now, Penniless Then" adalah dengan memanfaatkan fitur autodebet yang disediakan oleh berbagai bank. Apa sih autodebet itu? dikutip dari www.kamusbisnis.com, autodebet (direct debit) berarti pembayaran elektronik yang dibuat langsung dari rekening bank, biasanya pada tanggal yang telah ditentukan. Jadi misal kamu punya rekening di bank BRI atau Bank BNI, atau bank-bank yang lain, kamu mengaktifkan fitur ini, maka di tiap tanggal yang telah disetujui, dana akan otomatis ditransfer ke rekening yang lain. Ibarat kata kamu punya juru tagih elektronik.

Autodebet ini bisa digunakan untuk transfer terjadwal ke rekening tertentu. Jadi kamu harus memiliki 2 akun atau nomor rekening, satu rekening kamu gunakan untuk operasional sehari-hari, sedangkan rekening bank yang lain digunakan hanya untuk menyimpan tabungan untuk travelling. Fitur ini bisa kamu gunakan jika kamu ingin mengatur keuangan travellingmu sendiri tanpa harus melibatkan orang lain sebagai bendahara.

Keuntungan dari autodebet ini, selain menghindari lupa untuk menabung, tabungan juga cukup fleksibel untuk diambil sewaktu-waktu jika keinginan untuk travelling muncul tiba-tiba. Tapi hati-hati ya, nanti salah-salah cuma pindah rekening, duit tetap terpakai untuk kegiatan operasional harian macam makan dan hangout cantik bersama teman-teman. Cause it's happened to me (tutup muka, malu). Makanya saya lebih memilih option pertama.

3. Membuka Tabungan Berjangka

Apalagi ini? Sebenarnya ini hampir mirip dengan fitur autodebet. Jikalau menggunakan fitur autodebet, dana disimpan di rekening kamu yang lain, tidak dengan Tabungan Berjangka. Bank berfungsi sebagai wasit atas tabunganmu. Jadi dana disimpan oleh bank dan hanya boleh diambil pada jangka waktu tertentu. Hampir sama dengan deposito. Hanya saja jikalau deposito adalah penyetoran sekali saja di awal periode yang diinginkan, kalau ini dana akan ditarik tiap bulan dari rekening bank kamu secara otomatis, dan hanya bisa dicairkan saat jangka waktu yang sudah kamu pilih di awal berakhir.

Misal saya mengambil tabungan berjangka selama 1 tahun dengan potongan 250 ribu pada tanggal 26 di tiap bulannya, dimulai dari bulan Januari. Maka dana di rekening saya akan ditarik sebesar 250 ribu setiap tanggal 26 hingga mencapai bulan Desember pada tahun yang sama. Barulah pada bulan Januari dana bisa saya cairkan. Dan digunakan untuk traveling.

Tabungan berjangka ini aman banget untuk kamu yang gak mau berurusan uang dengan orang lain, tapi ingin konsisten menabung untuk travelling, dan takut uangnya kepake. Salah satu teman nongkrong di Bakso Mbahe Solo (bakso di Singosari, Malang) yang tidak lain dan tidak bukan saya temukan saat menjadi Maba di Teknik Industri Universitas Brawijaya 9 tahun yang lalu, menggunakan fitur ini untuk mencapai mimpinya travelling keliling Indonesia bahkan keliling dunia akhirat (*ups. hhi).

Berdasarkan wawancara yang saya lakukan via salah satu aplikasi messager, sebut saja WhatsApp (hha). Si karateka bersabuk hitam ini sudah menggunakan Tabungan Berjangka sejak tahun 2014. Dan dengan tabungannya itu, ia sudah melanglang buana ke Jogja, Bali, Lombok, dan akhir tahun 2017 akan segera menjelajah tanah Toraja, Makassar. It's pretty amazing yaa.. 
Menjelajah Borobudur dan Bertemu Sahabat Lama

Bali
Pulau Lombok
Ke-kepo-an saya berawal dari plan liburannya yang tidak putus-putus. Bahkan pada hari-hari biasa, dia suka tiba-tiba posting foto di kota mana, di pantai mana, di air terjun mana. Ya meski kebanyakan foto itu didominasi oleh wajahnya ya. Hhe. Heran binti bingung saya. Akhirnya menguliklah tips jitu mengelola dana travelling. Dengan menggunakan Tabungan Berjangka, kita akan terbiasa memanfaatkan dana yang tersisa di rekening. Jadilah hidup tetap nyaman aman dan bahagia, tapi mimpi untuk travelling tetap tercapai.

So, which tips that fit on you, guys?

Selamat mencoba yaaa. Let's say no to "Travelling Now, Penniless Then."

You Might Also Like

0 komentar: