Tips Penting Berbelanja Ria via Online Shop!

11:02:00 It's Leblung 0 Comments

“Aku mau kabur dari kenyataan* nih, Mas. Aku ke tempatmu yaa. Mau menyusuri Sungai Kapuas. Sama makan kepiting yang kayak kamu waktu ituuu.” Si adik manja lagi mem-propose kakak satu-satunya yang dimiliki.
“Ökee. Mau kesini kapan? Nanti makan Chai Kwe. Sama Roti Srikaya juga.”
“Wokayyy. Minggu depan gimana?”
“Minggu depan aku rapat, para bos lagi berkunjung ke sini. Depannya lagi aja?”
“Siaaaap. Eh. Di sana kan panas yaa. Aku perlu bawa topi pantai nggak? Bawa kacamata hitam juga nggak?”
“Kagaaaak! Lebay ini.” Si abang mulai sewot karena adiknya riweuh kalo bepergian. Hahaha..
“Baiklah. Okay then. I’ll buy airline ticket. Dadaah.”

Tanpa ba-bi-bu-ba-ba, saya memesan tiket ke Kota Khatulistiwa. 2 minggu lagi berangkat, jadi lebih baik segera pesan tiket agar harga tak melonjak dan bikin kantong saya makin tipis. Okay. Tiket sudah di tangan. Mm, nanti bawa baju warna itu, itu, sama itu. Mau foto yang banyak ahh. Secara it will be my first time to go Borneo Island. Harus diabadikan dengan baik dan benar. Lalu cerita seorang kawan terngiang..

“Iya tuh Mbak. Waktu di Bali kemarin, karena aku gak bawa kacamata item jadinya kalau diajak selfie aku merem-merem..”

Wah. Berarti aku harus bawa kacamata item. Sama topi pantai atau floppy hat biar makin kece ih! Maaf ya Mas Sian, kali ini saranmu untuk gak lebay kuabaikan. Hhi. Langsung dong ya gercep (gerak cepat) mencari jadwal yang pas untuk berbelanja. “Sabtu ini cuci-cuci segambreng sama bersih-bersih kamar. Minggunya udah janji mau nulis sama bersosialisasi dengan ibu kos. Minggu depannya udah berangkat ke Ponti. Yaaah. Kapan belinya? Mana harus ke Bandung dulu buat beli.” Saya pun galau. Pengen beli tapi waktu mepet. Tunggu, LET’S ONLINE SHOPPING!

source : www.forbes.com
Tanpa ba-bi-bu-ba-ba, saya mengutik akun instagram saya. Mencari Floppy Hat dan Kacamata Hitam yang kece lalalala. Hhe. Okay. Saya menemukan 3 online shop yang bisa mengakomodir keinginan saya. Sebutlah online shop A, B, dan C. Saya mau beli kacamata di A, floppy hat bisa saya beli di B dan C. Si A memiliki tampilan yang bagus, foto-foto produknya terlihat menarik karena menggunakan skill fotografi yang mumpuni. Namun ketika saya menghubungi si A melalui WhatsApp, ia lamaaa sekali balasnya. Saya mulai ragu. Tapi apalah daya, demi kacamata yang sesuai keinginan, saya mencoba bersabar dengan kelakuan si penjual. Akhirnya deal. Saya meminta pengiriman kilat. Dan seketika itu pula rupiah saya transfer setelah ia menuliskan total harga topi dan ongkos kirim. 

source : meagansmoda.com
1 hari berlalu, harusnya paket sudah saya terima dari si A. Tapi meminta resi-pun tak kunjung di balas. “Telpon aja. Jangan-jangan belum dikirim emang sama penjualnya.” Si Mas Pacar memberi saran setelah saya seharian heboh nungguin kedatangan si paket. Saya pun memutuskan untuk menelpon meski sembari sungkan-sungkan karena takut dianggap pembeli rempong dan gak sabaran (FYI, banyak tuh toko online yang akhir-akhir ini memasang keterangan “Pembeli gak sabar, silahkan ke toko sebelah!” Bujubuneng dah). Sekali dua kali tidak diangkat. Saya WhatsApp tidak dibalas.

Hari berlalu. Ia tak juga mengirimkan nomor resi saya. Huwaaaah. Meratap di pojokan kamar sambil cakar-cakar tembok. Hal ini berbeda 180 derajat dengan perlakuan online shop B dan C. Fotonya tidak sebagus milik toko A, tapi responnya sangat cepat. Bahkan mau menjelaskan detail ketika saya tanya bahan floppy hat yang saya inginkan. Setelah menimbang-nimbang, saya memilih beli floppy hat di online shop B. Sedikit gak enak sih dengan si C karena baik jugaaa. Tapi si Sista empunya online shop C dengan baik hati bilang, “Gapapa Mbak. Mungkin lain kali ada barang kita yang sesuai sama Mbak.” Makin gak enak hati dah. Dan 1 hari setelahnya barang si B datang sesuai perjanjian.

Mm, saya newbie sih di bidang perbelanjaan online ini. Bisa dihitung dengan jari berapa kali saya memilih belanja online. Nampaknya memang harus memperhatikan beberapa hal sebelum berbelanja online ya. Ini nih beberapa tips jitu berbelanja online yang saya dapatkan dari pengalaman pribadi, cerita beberapa teman, dan dari beberapa artikel :

1.    Lihat dengan Detail Foto Produk dan Deskripsi Produk

Saat berbelanja, tidak dipungkiri bahwa gambar produk adalah hal pertama dan terbesar yang mempengaruhi insting kita untuk membeli sebuah produk. Foto produk yang bagus menunjukkan bahwa si pemilik toko online memang serius dalam menjalankan bisnis ini karena ia memiliki skill dan usaha untuk menampilkan dagangannya dengan baik.

Namun, dewasa ini banyak sistem reseller dan dropshipper, dimana proses produksi hingga pemotretan dilakukan oleh produsen atau agen utama, sedangkan reseller dan dropshipper hanya bertugas melakukan pemasaran sehingga tinggal mencopot foto dari agen utama. Untuk mengantisipasi hal ini, langkah kedua yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan mengamati foto produk adalah mengamati deskripsi produk tersebut. Mengapa hal ini penting?


Deskripsi produk ini menjelaskan seberapa besar pengetahuan sang penjual terhadap barang yang ia miliki. Dan lebih-lebih, deskripsi produk akan memudahkan kita untuk membayangkan bagaimana bentuk asli produk yang akan kita beli. Misal beli baju, sudah seyogyanya dituliskan panjang baju, lebar dada, dan panjang lengan untuk masing-masing size (S, M, L, XL, dan lain-lain). Hal ini dikarenakan standar ukuran masing-masing perusahaan baju berbeda satu dengan yang lain. Begitu pula dengan bahan yang digunakan dan warna apa saja yang tersedia.

Jikalau si penjual hanya menuliskan minim sekali informasi, bisa jadi si penjual ini newbie atau bahkan ia tak tau sama sekali tentang produk yang ia jual. Gak mau dong kecewa saat menerima barang karena jauh dari foto yang kita lihat? So, perhatikan deskripsi yang ditulis ya. Bila kurang jelas, kamu bisa tanya-tanya dulu detail produk ke penjual lewat kontak yang disediakan. Itu diperbolehkan kok. Hak kamu sebagai pembeli untuk mengetahui pasti kondisi produk yang akan kamu beli. Mudahnya, jangan sampai beli Koala dalam karung deh! (Kok Koala? karena beli kucing sudah terlalu mainstream. Hhe).

2.    Update Produk
Partner kerja saya, Bumils kecil (begitu saya menyebutnya) sekali waktu pernah ngomel-ngomel karena ia sudah gigih mencari boots bayi sebagai kado, begitu nemu, dihubungi, ehh sold out. Ia menanyakan produk lain ke online shop yang sama, sold out juga. Hhi. Makanya saya jadikan salah satu parameter.

Sama halnya dengan perusahaan besar yang concern terhadap persediaan bahan bakunya, para pemilik online shop juga sudah sewajarnya memerdulikan stock mereka. Hal ini menunjukkan seberapa baik manajemen mereka terhadap produk yang dimiliki. Beberapa online shop menggunakan sistem “Sold, Gambar Dihapus”, ini lebih mudah dan tidak PHP bagi kami para pembeli sih. 

source : www.camilyo.com
So, kalau kamu mau tau manajemen si penjual, perhatikan apakah catalog mereka selalu diupdate atau dibiarkan begitu saja setelah diupload. ^.^

3.    Respon Penjual Saat Dihubungi
Hal ini penting dilakukan. Seperti pengalaman yang sudah saya jalani, respon penjual menceritakan secara jelas apakah si penjual memang memberikan pelayanan prima kepada para pembelinya atau ogah-ogahan jualnya. Bahkan bisa jadi ia cuma penipu yang mengambil kesempatan dan kesempitan untuk mengelabuhi orang-orang lugu, rendah hati, dan penyabar seperti saya (Pliss jangan muntah apalagi block situs ini yah. Hahaha).

source : www.christiankonline.com
Respon yang kita harapkan memang yang cepat. Namun yang lebih penting adalah keramahan yang ia tawarkan dan mau menjelaskan dengan detail setiap pertanyaan yang kita ajukan. Bahkan online shop B mau minta maaf untuk respon yang melambat karena ia harus cek pengiriman produk loh. Salut euy.

4.    Perhatikan Testimoni Pembeli
Kebanyakan penjual akan mengupload screenshot testimoni pembelinya. Dan bukan hal yang aneh kok kalo kalian berpikir begini, “Yang diupload ya pasti yang baik-baik ajalah.” Saya juga berpikir demikian kok. Gak mungkin dong kalo saya punya online shop, testimoni orang marah-marah saya screenshot trus upload. Hhe. Biasanya, online shop yang concern dengan pelanggannya menyediakan tempat sendiri untuk testimoni para pelanggannya kok. Dan rutin mengupdate testimoni pembelinya.

source : www.heavencase.com
5.    Lakukan Sedikit Survei di Google
Langkah ke -5 ini sebenarnya menunjang langkah ke-4 sih. Kalo testimoni saja belum cukup untuk menumbuhkan rasa percaya kita ke si penjual. Coba aja langsung gugling nama tokonya. Perhatikan : seberapa mudah nemuin toko tersebut, seberapa banyak orang yang review toko tersebut, dan seberapa baik reputasinya di mata para reviewer. ^.^

Langkah sederhana tapi dijamin very useful. Dicoba yah!

6.    Mintalah Nomor Resi Pengiriman Barang
Nah. Begitu kamu sudah melakukan pembayaran, segera minta resi pengirman. Penjual yang baik tidak akan menghindar dan memberi banyak alasan ketika ditanya nomor resi. Kenapa? Karena dengan memiliki nomor resi, si pembeli bisa dengan mandiri mencari tau keberadaan paket produknya tanpa harus ribet bertanya ke si penjual. So, ini akan menguntungkan kedua belah pihak. Si pembeli bisa monitor keberadaan paketnya, sedangkan si penjual bebas dari berbagai pertanyaan, “Paket saya sampai mana ya Sist?” Kan iya kalo yang nanya 1, kalo 100? Habis dah waktu buat bales pertanyaan begitu.

7.    Simpan Bukti Pembayaran
Nah, yang satu ini tidak kalah penting. Jika terjadi hal yang tidak diinginkan, missal penjual mengira kamu belum bayar, kamu masih punya bukti untuk memperkuat penjelasanmu. ^.^

Itu tadi 7 Tips Berbelanja Online ala Leblung. Semoga bermanfaat dan selamat berbelanja riaaa!






*Kabur dari kenyataan = berlibur

You Might Also Like

0 komentar: