Gimana Sih Penyakit ‘Malaria(ndu) Buanget’ Menyerang Kita?
Hai.Haiii! Leblung is coming back to share anything with you. But first of all, bisa tolong singkirkan muka serius itu dulu? Nah. Sekarang, bisa tolong bibirnya ditarik ke kanan dan ke kiri? Yak. Terus, dikit lagi. Naaah. Gitu dong. Senyum dulu biar kamu yang cewek makin cantik dan yang cowok jadi makin ganteng.
Yuhuhuuu. Kali ini kita akan bahas penyakit Malaria, gaes. “Malaria akibat gigitan nyamuk Anopheles? Anopheles species yang mana, Blung? Anopheles sundaicus? Anopheles maculatus? Atau Anopheles balabacencis?” BUKAAAN. Bukan Malaria jenis itu. Yang ini bukan karena nyamuk. Tapi penyakit ini seringkali menjangkiti kita tanpa kenal waktu dan kesibukan.
Nama penyakitnya : Malaria(ndu) Buanget.
Penyakit yang mengakibatkan kamu menjadi gelisah dan gundah gulana. Penyakit yang bikin kamu pingin segera bertemu, pingin tau kabarnya, pingin denger suaranya, pingin peluk dia, dan pingin-pingin yang lain. Pasti pernah dong terjangkit? Entah Malaria(ndu) atau kangen orang tua karena kamu merantau dan gak bisa sering pulang (ini menjangkitiku saat ini. Hhiks. Emak, Bapak, anakmu kangeeen), kangen saudara karena si dia juga merantau jauh (ini menjangkitiku juga. I miss yuuu, brader!), kangen sahabat atau temen lama, kangen mas atau mbak pacar (cieee, yang lagi kangen bacanya sambil malu-malu), atau kangen pihak-pihak lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu (udah macam kata pengantar skripsi aja bahasaku ya?). Pasti pernah dong? Ya kan? Ya dong?
Pernah kepikir nggak gimana proses penyakit itu bisa menyerang? Gimana tuh penyakit menimbulkan rasa semriwing di hati kita? Dan bahkan seringkali penyakit itu bikin konsentrasi kita buyar padahal lagi dikejar deadline dari atasan. Ternyata ada proses ilmiahnya lho, gaes. Jadi bukan sekedar ilmu batin, penerawangan, apalagi ilmu absurdologi (fyi, ini cabang ilmu ke-abstrak-an/ke-absurd-an yang ditemukan oleh Leblung). Fenomena Malaria(ndu) ini bisa dijelaskan dengan ilmu kimia karena ternyata terjadi reaksi kimiawi di tubuh saat kita terserang. Gimana sih cara Malaria(ndu) Buanget menyerang?
Malaria(ndu) Buanget, rindu, atau kangen dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai sangat ingin dan berharap benar terhadap sesuatu atau memiliki keinginan yang kuat untuk bertemu. Nah. Rasa rindu ini tentu kita tujukan kepada seseorang yang membuat kita nyaman dan tertarik bukan? Dari tertarik itulah proses rindu bermula.
Proses Timbulnya Ketertarikan
Rasa tertarik ini muncul karena disebabkan oleh senyawa Feromon (Pheromone). Yaitu suatu senyawa yang dihasilkan oleh kelenjar Endokrin yang berada di ketiak, wajah, kulit, serta kemaluan dan berfungsi untuk mengenali mahluk sesama jenis, lawan jenis, maupun mahluk yang lain. Senyawa ini kasat mata, mudah menguap, dan tidak dapat dirasakan oleh panca indera. Feromon inilah yang menimbulkan ketertarikan terhadap individu lain, baik kepada sesama jenis (misal anak perempuan dan ibunya) maupun terhadap lawan jenis.
Untuk mencium keberadaan Feromon, Tuhan telah melengkapi tubuh kita dengan suatu organ yang super sensitif yaitu Vomerosonal Organ (VMO). Dalam beberapa artikel disebutkan bahwa organ inilah yang digunakan oleh bayi untuk mengenali si ibu saat panca inderanya belum sempurna. Lalu, saat VMO (yang berada di lubang hidung dan terhubung dengan jaringan otak) mencium Feromon, ia akan mengirimkan sinyal ke Hipotalamus. Selanjutnya Hipotalamus bertugas untuk membentuk respon balik.
Respon Balik Hipotalamus
Hipotalamus memberikan respon balik berupa rangsangan untuk membentuk senyawa atau hormon yang lain, yaitu Phenyletilamine (PEA), Dopamin, Neropinephrine, Endorfin, dan Oksitosin. PEA, Dopamin dan Neropinephrine memberikan respon bahagia dan tersipu malu saat melakukan kontak mata dengan orang yang disayangi. Hormon Endorfin menimbulkan rasa aman, damai, dan tentram. Sedangkan hormon Oksitosin menimbulkan adanya rasa keterikatan antara kedua mahluk yang saling menyayangi, menjadikan rasa ketertarikan semakin dalam dan hanya akan terpenuhi apabila bertemu dengan si dia. Hormon ini sering juga disebut dengan hormon Ce-I-eN-Te-A, alias hormon cinta.
Candu dan Malaria(ndu) Buanget
Nah. Setelah Hipotalamus berhasil merangsang tubuh untuk melepaskan hormon-hormon di atas, selanjutnya hormon tersebut akan bereaksi dengan Feromon. Hasil reaksi inilah yang membuatmu terserang Malaria(ndu) Buanget. Ya. Efek hasil reaksi antara Feromon dan hormon-hormon cinta adalah rasa kecanduan yang tinggi. Bahkan dikatakan bahwa efek yang dihasilkan hampir sama dengan efek yang ditimbulkan oleh Amfetamin, jadi kalo kamu lagi dimabuk cinta, itu sama aja kayak orang yang lagi kecanduan narkoba. Hhe.
Kecanduan inilah yang membuatmu ingin terus bertemu, ingin berinteraksi dengan si ‘kesayangan’. Karena setelah kamu memproduksi Oksitosin dalam jumlah banyak ketika bertemu si dia, syaraf di otak akan mengalami kecanduan atau kekurangan hormon Oksitosin bila tidak dirangsang. Proses inilah yang membuat kamu gundah gulana dan gelisah memikirkan si dia. Karena otak perlu asupan Oksitosin.
So, sekarang sudah tau dong gimana Malaria(ndu) Buanget menyerang? Lalu bagaimana mengatasi rindu yang menyerang ini? Stay tune yaak. Leblung bakal share tips and trick mengatasi gejolak kecanduan Oksitosin ini. Hhi..
See yaa, gaes.. *wink-wink
0 komentar: